Kamis, 19 Mei 2011

INTERAKSI SOSIAL

Pengertian

Menurut Bonner (2004:3) Interaksi sosial merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.

Menurut S.S. Sargent, Social interation is to consider social behavior always within a group frame work, as related to group structure and function (Santosa, 2004:11) yang artinya tingkah laku sosial individu dipandang sebagai akibat adanya struktur dan fungsi kelompok.

Menurut Walgito, interaksi social adalah hubungan antar – individu satu dan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat hubungan yang saling timbal balik.

Reinforcing dalam interaksi social.

Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa dalam interaksi social adalah adanya transaksi – transaksi dalam mencapai hubungan timbal balik, dengan harapan sebgaimana tujuan yang diharapkan mampu diserap dan diaplikasikan sebagai sesuatu yang perlu diterima dan dijalankan. Untuk itu perlu dorongan agar proses – proses tersebut dapat berjalan antara lain:

- Hubungan saling percaya

Hubungan saling percaya diawali dengan saling mengenal diantara keduanya. Dalam proses hubungan saling percaya ini perlu saling menjaga privacy agar yang didiskusikan menjadi terbuka dan tidak saling menutupi. Dlm proses keperawatan hubungan saling percaya menjadi kunci keberhasilan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan, sehingga data menjadi valid dan perawatan menjadi akurat. Hubungan saling percaya ditidak lanjuti dengan hubungan timbale balik yang saling menguntungkan. Keuntungan menjalin hubungan saling percaya:

ü Mempunyai potensi untuk saling tergantung pada orang yang dipercayai dan orang yang mempercayai.

ü Menumbuhkan harapan dan mempererat hubungan antar manusia.

ü Seseorang menjadi lebih kooperatif.

ü Menghilangkan perasaan curiga diantara sesame.

ü Mentolerir kesalahan minimal karena dianggap memiliki kemampuan lebih dibandingkan dirinya.

ü Dengan dalih koneksi, seseorang lebih mempercayainya walaupun yang dikatakan belum tentu benar.

Cara menumbuhkan hubungan saling percaya:

Jujur, ikhlas, bersungguh – sungguh, sabar, Tekun, sikap menerima, empati.

- Suportif

Ada perasaan untuk melindungi diri saat menyampaikan masalah kepada orang lain. Bukan berarti ada upaya untuk menarik diri akan tetapi upaya untuk melindungi diri dari konsep diri. Sikap suportif merupakan sikap sikap dimana seseorang berusaha menerima pesan orang lain dengan mengedepankan hubungan saling menghargai. Beberapa cara untuk mengedepankan seseorang bersikap suportif a.l:

· Menjelaskan tentang perasaan dan persepsi seseorang tanpa ada unsure penilaian.

· Bekerja sama untuk memecahkan permasalahan bersama.

· Berespon secara langsung, jujur dan bebas dari motif yang tersembunyi.

· Memahami orang lain, tidak emosional dan menempatkan diri secara imajinatif pada posisi orang lain.

· Ada pengakuan persamaan, tidak membedakan sehingga satu sama lain saling membuka saluran komunikasi.

· Bersedia meninjau kembali pendapat orang lain sehingga timbul kesadaran bahwa manusia tidak ada yang sempurna.

Bentuk Interaksi Sosial

Ada empat bentuk interaksi social: kerjasama, persaingan, pertentangan dan akomodasi.

- Kerjasama

Menurut Sunaryo (2004) mengatakan kerjasama adalah suatu usaha bersama antar orang perorang ataupun kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang sama. Syarat utama kerjasama adalah setiap komponen yang terlibat mengetahui tujuan dan tindakan yang akan dilaksanakan dan tidak memerlukan komando, akan tetapi tetap dalam konteks saling berhubungan dan bekerjasama dengan meminimalkan resiko atau kesalahan.

- Persaingan

Suatu proses social dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian public atau mempertajam prasangka yang telah ada.

- Pertentangan atau pertikaian.

Suatu proses social dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Biasanya terdapat unsure paksaan.

- Akomodasi

Upaya menyeimbangkan suatu perbedaan dalam rangka menciptakan stabilitas internal melalui kesepakatan dan negoisasi dengan jalan musyawarah untuk mufakat tanpa kehilangan kepribadian sesama anggota kelompok.

Jenis Interaksi social.

1. Interaksi antara individu dan individu.

Terjadi saat dua individu bertemu, walaupun bisa juga pertemuan tersebut tanpa tindakan apa – apa. Disini yang penting individu sadar bahwa ada pihak lain yang menimbulkan perubahan pada diri individu tersebut, yang dimungkinkankan oleh factor – factor tersebut.

2. Interaksi antara individu dan kelompok.

Interaksi ini berbeda – beda sesuia dengan keadaan. Interaksi jenis ini mencolok apabila terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Contoh: perawat menjelaskan kondisi pasien kepada keluarga pasien.

3. Interaksi antara kelompok dengan kelompok.

Interaksi antara tim olah raga.

Factor yang mendasari terjadinya interaksi social.

- Imitasi

Proses belajar denga cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain.

Imitasi positif: imitasi yang mendorong individu untuk mematuhi kaidah atau nilai dan norma yang berlaku.

Imitasi negative: imitasi yang mendorong individu untuk mencontoh perilaku yang melanggar kaidah atau nilai dan norma yang berlaku.

- Sugesti

Cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang. Sugesti akan berhasil bila yang melakukan adalah orang yang terpandang, dipercaya atau memiliki tipe otoriter.

- Identifikasi.

Kecenderungan individu untuk mejadi sama dengan orang lain.

- Simpati

Perasaan tertarik yang timbul pada diri seseorang dan membuatnya merasa seolah olah dalam keadaan yang lain. Dapat dikatakan sebagai suatu proses seseorang yang merasa tertarik pada perasaan pihak lain tanpa logika.

INTERAKSI SOSIAL

Pengertian

Menurut Bonner (2004:3) Interaksi sosial merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.

Menurut S.S. Sargent, Social interation is to consider social behavior always within a group frame work, as related to group structure and function (Santosa, 2004:11) yang artinya tingkah laku sosial individu dipandang sebagai akibat adanya struktur dan fungsi kelompok.

Menurut Walgito, interaksi social adalah hubungan antar – individu satu dan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat hubungan yang saling timbal balik.

Reinforcing dalam interaksi social.

Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa dalam interaksi social adalah adanya transaksi – transaksi dalam mencapai hubungan timbal balik, dengan harapan sebgaimana tujuan yang diharapkan mampu diserap dan diaplikasikan sebagai sesuatu yang perlu diterima dan dijalankan. Untuk itu perlu dorongan agar proses – proses tersebut dapat berjalan antara lain:

- Hubungan saling percaya

Hubungan saling percaya diawali dengan saling mengenal diantara keduanya. Dalam proses hubungan saling percaya ini perlu saling menjaga privacy agar yang didiskusikan menjadi terbuka dan tidak saling menutupi. Dlm proses keperawatan hubungan saling percaya menjadi kunci keberhasilan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan, sehingga data menjadi valid dan perawatan menjadi akurat. Hubungan saling percaya ditidak lanjuti dengan hubungan timbale balik yang saling menguntungkan. Keuntungan menjalin hubungan saling percaya:

ü Mempunyai potensi untuk saling tergantung pada orang yang dipercayai dan orang yang mempercayai.

ü Menumbuhkan harapan dan mempererat hubungan antar manusia.

ü Seseorang menjadi lebih kooperatif.

ü Menghilangkan perasaan curiga diantara sesame.

ü Mentolerir kesalahan minimal karena dianggap memiliki kemampuan lebih dibandingkan dirinya.

ü Dengan dalih koneksi, seseorang lebih mempercayainya walaupun yang dikatakan belum tentu benar.

Cara menumbuhkan hubungan saling percaya:

Jujur, ikhlas, bersungguh – sungguh, sabar, Tekun, sikap menerima, empati.

- Suportif

Ada perasaan untuk melindungi diri saat menyampaikan masalah kepada orang lain. Bukan berarti ada upaya untuk menarik diri akan tetapi upaya untuk melindungi diri dari konsep diri. Sikap suportif merupakan sikap sikap dimana seseorang berusaha menerima pesan orang lain dengan mengedepankan hubungan saling menghargai. Beberapa cara untuk mengedepankan seseorang bersikap suportif a.l:

· Menjelaskan tentang perasaan dan persepsi seseorang tanpa ada unsure penilaian.

· Bekerja sama untuk memecahkan permasalahan bersama.

· Berespon secara langsung, jujur dan bebas dari motif yang tersembunyi.

· Memahami orang lain, tidak emosional dan menempatkan diri secara imajinatif pada posisi orang lain.

· Ada pengakuan persamaan, tidak membedakan sehingga satu sama lain saling membuka saluran komunikasi.

· Bersedia meninjau kembali pendapat orang lain sehingga timbul kesadaran bahwa manusia tidak ada yang sempurna.

Bentuk Interaksi Sosial

Ada empat bentuk interaksi social: kerjasama, persaingan, pertentangan dan akomodasi.

- Kerjasama

Menurut Sunaryo (2004) mengatakan kerjasama adalah suatu usaha bersama antar orang perorang ataupun kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang sama. Syarat utama kerjasama adalah setiap komponen yang terlibat mengetahui tujuan dan tindakan yang akan dilaksanakan dan tidak memerlukan komando, akan tetapi tetap dalam konteks saling berhubungan dan bekerjasama dengan meminimalkan resiko atau kesalahan.

- Persaingan

Suatu proses social dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian public atau mempertajam prasangka yang telah ada.

- Pertentangan atau pertikaian.

Suatu proses social dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Biasanya terdapat unsure paksaan.

- Akomodasi

Upaya menyeimbangkan suatu perbedaan dalam rangka menciptakan stabilitas internal melalui kesepakatan dan negoisasi dengan jalan musyawarah untuk mufakat tanpa kehilangan kepribadian sesama anggota kelompok.

Jenis Interaksi social.

1. Interaksi antara individu dan individu.

Terjadi saat dua individu bertemu, walaupun bisa juga pertemuan tersebut tanpa tindakan apa – apa. Disini yang penting individu sadar bahwa ada pihak lain yang menimbulkan perubahan pada diri individu tersebut, yang dimungkinkankan oleh factor – factor tersebut.

2. Interaksi antara individu dan kelompok.

Interaksi ini berbeda – beda sesuia dengan keadaan. Interaksi jenis ini mencolok apabila terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Contoh: perawat menjelaskan kondisi pasien kepada keluarga pasien.

3. Interaksi antara kelompok dengan kelompok.

Interaksi antara tim olah raga.

Factor yang mendasari terjadinya interaksi social.

- Imitasi

Proses belajar denga cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain.

Imitasi positif: imitasi yang mendorong individu untuk mematuhi kaidah atau nilai dan norma yang berlaku.

Imitasi negative: imitasi yang mendorong individu untuk mencontoh perilaku yang melanggar kaidah atau nilai dan norma yang berlaku.

- Sugesti

Cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang. Sugesti akan berhasil bila yang melakukan adalah orang yang terpandang, dipercaya atau memiliki tipe otoriter.

- Identifikasi.

Kecenderungan individu untuk mejadi sama dengan orang lain.

- Simpati

Perasaan tertarik yang timbul pada diri seseorang dan membuatnya merasa seolah olah dalam keadaan yang lain. Dapat dikatakan sebagai suatu proses seseorang yang merasa tertarik pada perasaan pihak lain tanpa logika.

KOMUNIKASI EFEKTIF

Joseph de vito, menyebutkan ada 5 kualitas umum yang dipertimbangkan untuk efektivitas sebuah komunikasi yaitu:

- Openness: adanya keterbukaan.

- Supportiveness: saling mendukung.

- Positiviness: bersikap positif.

- Emphaty : memahami perasaan orang lain.

- Equality : kesetaraan.

Suatu komunikasi yang efektif juga harus dilandaskan pada hubungan interpersonal yang efektif dimana memenuhi kondisi sebagai berikut:

- Bertemu satu sama lain secara personal.

- Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat dipahami satu sama lain secara berarti.

- Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai atau keberatan.

- Menghayati pengalaman satu sama lain dengan bersungguh – sungguh, bersikap menerima dan empati satu sama lain.

- Merasa bahwa salng menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung, serta mengurangi kecenderungan gangguan arti.

- Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat perasaan aman terhadap yang lain.

Untuk menunjang kualitas komunikasi, seorang harus memiliki kemampuan sbb:

Menilai orang

Mengetahui mana yang pentng dan menghargai kontribusi orang lain

Mendengar secara aktif

Berusaha keras memahami keinginan dan masalah orang lain.

Bijaksana

Memberi kritik secara halus, konstruktif dan hormat.

Memberi pujian

Menghargai orang lain dan kontribusi mereka didepan umum.

Konsisten

Mengendalikan suasana riang; memperlakukan semua sama; tidak ada yang terfavorit.

Mengakui kesalahan

Kemauan untuk mengakui kesalahan.

Memiliki rasa humor

Mempertahankan posisi yang menyenangkan dan pendekatan yang enak.

Memberi contoh yang baik

Melakukan apa yang diharapkan.

Menggunakan bahasa jelas, lugas dan tepat

Kata – kata yang lazim, konkret, pemberian petunjuk, yang menyentuh perasaan penyimak. Hindari kata – kata yang bercita rasa buruk, kata – kata langsung.

Syarat komunikasi efektif

1. Dapat dipercaya (credible)

Dalam pengertian harafiah credible diartikan seseorang mempunyai kelebihan dan merupakan pengakuan komunikan terhadap keneradaan komunikator. Seseorang dikatakan credible bila memenuhi syarat sbb:

- Kompeten dalam hal yang dibicarakan.

- Sikap/keteguhan pendirian sehingga yang dibicarakan tidak berubah – ubah.

- Yang disampaikan harus memiliki tujuan yang baik dengan harapan terjadinya perubahan perilaku menjadi lebih baik.

- Memiliki kepribadian hangat dan bersahabat dengan memperhatikan kultur setempat.

- Dinamis dalam penyampaian isi pesan/tidak monoton.

2. Konteks (context)

Materi yang disampaikan hendaknya sesuai dengan yang dibutuhkan saat ini.

3. Isi (content)

Isi pesan hendaknya menarik untuk diikuti, disimak dan disesuaikan dengan komunikan.

4. Kejelasan (clarity)

Pesan yang disampaikan harus jelas dan tidak menimbulkan multitafsir.

5. Kesinambungan dan konsistensi (continuity and consistency)

Pesan yang disampaikan hendaknya konsisten dan berkesinambungan serta tidak menyimpang dari topic dan tujuan komunikasi yang telah ditetapkan.

6. Saluran (channel)

Saluran yang digunakan harus disesuaikan dengan komunikan untuk memungkinkan penerimaan yang baik.

7. Kapabilitas sasaran (capability of audience)

Materi dan teknik penyampaian pesan disesuaikan dengan kemampuan penerimaan sasaran sehingga tidak terkesan membingungkan.