Rabu, 13 April 2011

Fungsi komunikasi

1. Fungsi komunikasi social

Sebagai komunikasi social setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan antara lain lewat komunikasi yang menghibur. Melalui komunikasi kita bekerjasama dengan anggota masyarakat.

Konsep diri: adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita, dan ini hanya dapat diperoleh melalui komunikasi dengan orang lain.

Pernyataan eksistensi diri/aktualisasi diri: orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. “Saya berbicara maka saya ada”.

Kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan: kita perlu berkomunikasi untuk memenuhi kebutuhan biologis kita.

2. Fungsi komunikasi ekspresif.

Komunikasi dapat digunakan sebagai instrument untuk menyampaikan perasaan – perasaan teritama pesan – pesan non-verbal.

3. Fungsi komunikasi ritual.

Komunikasi ritual sering dilakuakan secara kolektif. Dalam upacara – upacara keagamaan orang sering menampilkan dan berkata – kata secara simbolik.

4. Fungsi komunikasi instrumental.

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan atau menghibur. Sebagai instrument, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk membangun hubungan tetapi juga untuk menghancurkan hubungan.

ž Informasi: menyampaikan informasi dari sumber informasi ke komunikan

Contoh: penyebaran berita

ž Sosialisasi: menyampaikan informasi ke sasaran yang lebih luas.

Contoh: melalui media massa (koran, televisi, pamflet, brosur)

ž Motivasi: penyampaian komunikasi yang dapat menggerakkan semangat

Contoh: tim pemandu sorak yg menyemangati tim basket dalam perlombaan

ž Perdebatan atau diskusi: penyelesaian masalah-masalah publik yang diselesaikan dalam bentuk diskusi

Contoh: rapat di DPR

ž Pendidikan: pengalihan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendorong perkembangan intelektual

Misalnya: proses belajar mengajar di kampus.

ž Memajukan kehidupan: komunikasi yg bertujuan untuk kehidupan yang lebih baik

Contoh: memberikan penyuluhan cara hidup sehat

ž Hiburan: komunikasi yang berkaitan dengan dunia entertainment baik untuk diri sendiri maupun orang lain

Contohnya : nonton tv,jalan-jalan,dll.

ž Integrasi: membuat satu kesamaan antara satu dengan yg lain.

Contoh :bimbingan dengan psikologi bagi orang yang mengalami depresi.

ž sosial: pembentukan konsep diri (pandangan diri kita yang didapat dari lingkungan), eksistensi diri(menunujukkan dirinya eksis), kelangsungan hidup(orang berkomunikasi untuk mencapai kebahagiaan atau untuk kelangsungan hidupnya).

ž ritual: komunikasi dengan simbol-simbol yang arahnya, misalnya: tradisi keagamaan

ž ekspresif: mengekspresikan melalui gerak tubuh, misal: menangis

ž instrumental: komunikasi digunakan sebagai alat merubah sikap, misal: gosip, konseling

ž kontrol: komunikasi yang mengontrol tindakan seseorang masih berada dalam jalur atau tidak, misal: orang tua mengontrol kondisi anak yang jauh dari orang tua.


Bentuk – bentuk komunikasi

- Aggressive communication

Komunikasi ini dapat mengurangi hak orang lain dan cenderung merendahkan. Cirri – cirri jenis komunikasi ini adalah:

· Ingin kemauan dan pendapatnya diakui.

· Memaksa orang lain untuk melakukan hal – hal yang tidak ingin dilakuakan.

· Keras dan bermusuhan.

· Interupsi.

· Intimidasi.

· Ingin menang dengan segala cara.

· Suka memakai kambing hitam.

· Suka memakai figure “big bos”

- Passive communication (Submissive)

Merupakan lawan dari komunikasi agresif dimana orang tersebut cenderung untuk mengalah dan tidak dapat mempertahankan kepentingannya sendiri. Mereka cenderung menolak secara pasif (mengomel dibelakang). Cirri – cirinya:

· Orang yang jarang mengungkapkan keinginan dan kebutuhan atau perasaan.

· Mengikuti tuntutan dan kemauan orang lain, ingin menghindari konflik.

· Tidak mampu mempertahankan hak dan pribadinya.

· Selalu mengedepankan orang lain.

· Minta maaf berlebihan.

· Marah, kecewa dan frustasi dipendam.

· Tidak tahu apa yang diinginkan.

· Tidak bisa ambil keputusan.

· Selalu mencari – cari alas an atas tindakan.

Untuk jangka pendek komunikasi ini bisa mengakibatkan rasa lega, terhindar dari rasa bersalah, bangga dan kasihan pada diri sendiri. Namun untuk jangka panjang dapat kehilangan percaya diri dan hormat pada diri sendiri.

- Assertive communication

Komunikasi asertif (assertive communication) adalah komunikasi yang terbuka menghargai diri sendiri dan orang lain. Komunikasi assertive tidak menaruh perhatian hanya pada hasil akhir tetapi juga hubungan perasaan antar manusia. Cirri – cirri komunikasi asertif adalah sebagai berikut:

· Terbuka dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain.

· Mendengarkan pendapat orang lain dan memahami.

· Menyatakan pendapat pribadi tanpa mengorbankan perasaan orang lain.

· Mencari solusi bersama dan keputusan.

· Menghargai diri sendiri dan orang lain, mengatasi konflik.

· Menyatakan perasaan pribadi, jujur tetapi hati – hati.

· Mempertahankan hak diri.

Langkah – langkah untuk menjadi asertif:

· Jadilah pendengar aktif (kontak mata).

· Katakanlah apa yang sedang anda pikirkan dan rasakan.

· Katakanlah apa yang kamu harapkan.

Bentuk – bentuk komunikasi yang lain:

1. Komunikasi menurut jalur komunikasi dibagi dalam 2 bentuk yaitu :

- Komunikasi Primer / Komunikasi langsung

Ialah berkomunikasi tanpa media massa, artinya tanpa penggunaan suatu alat perantara tehnik yang mencetak ataupun berbentuk elektronika. Dalam kegiatan komunikasi Primer, komunikasi berbentuk bahasa, gerakan yang berarti khusus, dan penggunaan insyarat – isyarat. Misalnya : Kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita (face to face)

- Komunikasi Sekunder / Komunikasi tidak langsung

Dalam komunikasi sekunder terjadi komunikasi tidak langsung, dimana orang menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerimaan ataupun untuk menghadapi hambatan – hambatan seperti hambatan geografis yang dapat diatasi melalui radio dan televisi, bahkan penggunaan satelit dan stasiun bumi. Hambatan waktu juga teratasi dengan penggunaan media seperti telepon, radio (gram) bahkan tape recorder, piringan hitam dan buku, yang memungkinkan orang “berkomunikasi dengan generasi – generasi berikutnya “.Ditinjau dari segi sosial, manusia memerlukan kelompoknya untuk perkembangan dirinya. Karena itulah dia berusaha keras supaya ia terima dan dimengerti oleh kelompoknya dan karena itu pulalah ia berkomunikasi.

2. Berdasarkan besarnya sasaran/jumlah yang berkomunikasi, dibagi dalam 3 bentuk yaitu:

1. Komunikasi Massa

Ialah komunikasi yang sasarannya adalah massa yaitu kelompok orang dalam jumlah besar umumnya tak terhitung dan tidak dikenal.

Komunikasi massa umumnya mempergunakan media, tetapi bisa juga tanpa media. Hasil yang dicapai dengan komunikasi massa ini ialah : Awareness. Kalau di ulang – ulang, bisa mencapai : Interest . Kecil kemungkinannya bisa menghasilkan Adopsi.

Kebaikan komunikasi massa ialah :

n Lebih hemat, dibandingkan dengan kalau mempergunakan komunikasi kelompok

n Bisa mencapai sasaran yang jauh

n Malah bisa berkomunikasi antar generasi.

n Bisa mencapai sasaran dalam jumlah besar dalam waktu singkat

Kerugiannya : Karena komunikasi ini sifatnya satu arah, kemungkinan bahwa pesan di salah tafsirkan adalah besar sekali.

2. Komunikasi Kelompok

Ialah komunikasi yang sasarannya adalah sekelompok orang yang umumnya bisa dihitung dan dikenal orang – orangnya. Ini umumnya merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.

Dengan komunikasi kelompok ini bisa dicapai Awareness sampai pada Adoption, karena mereka tahu bahwa teman – teman lain sekelompok juga menerima. Jadi ada dukungan kelompok.

Karena itu biasanya komunikasi dilakukan sebagai tindak lanjut terhadap komunikasi massa.

Kebaikan dari komunikasi kelompok adalah karena sifatnya komunikasinya timbal balik maka kemungkinan untuk terjadinya penafsiran yang keliru terhadap pesan adalah kecil.

Kerugiannya ialah bahwa komunikasi kelompok lebih mahal dan makan waktu lebih banyak / lama dari pada komunikasi massa ( kalau ingin mencapai sasaran yang sama jumlahnya seperti yang dicapai dengan komunikasi massa ).

3. Komunikasi Perorangan

Ini merupakan komunikasi dengan wawancara/tatap muka. Tetapi bisa pula dengan surat.

Namun yang umum ialah dengan berhadapan langsung. Ini biasanya dilakukan untuk memantapkan komunikasi massa dan kelompok, kemungkinan untuk Adopsi umumnya besar.

3. Berdasarkan arahnya pesan, ada 2 bentuk, yaitu:

a. Komunikasi satu arah

b. Komunikasi timbal balik

4. Selain itu, ada juga bentuk – bentuk komunikasi lain:

1. Komunikasi berantai :

A B C D

Kejelasan komunikasi berantai adalah bahwa pesan bisa meyimpang yaitu pesan yang dikirim oleh A sesudah pada D biasanya berubah.

Contoh komunikasi berantai ialah informasi dari Pusat dikirim ke Propinsi kemudian ke Kabupaten terus ke Kecamatan.

2. Komunikasi dua tahap ( two – step flow communication )

Jadi disini komunikasi dari A tidak langsung kepada anggota masyarakat tatapi melalui Pemuka Masyarakat yaitu B dan B1. Umumnya disini informasi dari A di saring dulu oleh B dan B1 kemudian baru diteruskan kepada C, D, E, C1, E1, Komunikasi macam inilah umumnya berlangsung di daerah pedesaan.

3. Komunikasi sosial

Komunikasi sosial biasanya berbentuk komunikasi langsung bersifat lisan.

Komunikasi sosial selalu mempunyai pengaruh dan akibatnya, atas kehidupan kelompok sosial. Komunikasi sosial terjadi dilaksanakan berdasarkan norma – norma yang berlaku di masyarakat, mengikuti tradisi dan sistim komunikasi setempat yang tersedia.

Walaupun semua komunikasi sedikit banyak mempunyai pengaruh atas masyarakat, namun ia tidak selalu berbentuk komunikasi sosial.

Contoh : suatu komunikasi sosial adalah komunikasi antar penduduk desa satu sama lainnya masih sangat memperhatikan adat istiadat dan norma – norma stratifikasi masyarakat desa setempat.

5. Menurut maksud komunikasi

- Memberi perintah atau instruksi

- Memberi nasihat

- Memberi saran

- Berpidato

- Mengajar atau memberi ceramah

- Rapat

- Pertemuan

- Wawancara

6. Menurut cara penyampaian

- Komunikasi lisan

- Komunikasi tertulis

BENTUK DASAR KOMUNIKASI

Komunikasi dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Misalnya, komunikasi tatap muka, telepon, telegram, dll. Komunikasi terbagi menjadi 2 Jenis, yaitu, Komunikasi Verbal dan Nonverbal:

1.1. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap, dan sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kata-kata (Bovee dan Thill, 2003:4). Komunikasi nonvebal sering juga disebut sebagai bahasa diam (silent language). Ahli antropologi mengatakan bahwa sebelum adanya komunikasi verbal, masyarakat berkomunikasi nonverbal melalui gerakan tubuh (body language).

Bahasa tubuh. Dua kata ini mengatakan bahwa ada saluran lain untuk mengirimkan arti dan berkomunikasi yang sama sekali tidak menggunakan kata-kata. Misalnya: setiap orang tua mengkomunikasikan kebutuhan-kebutuhannya yang mendesak dan kepuasannya secara efektif dan menarik melalui gerak tubuh dan tangisan serta suara-suara non verbal. Dimbley dan Burton (1992) mengatakan bahwa bahasa tubuh mempunyai beberapa unsur.

Komunikasi nonverbal sangatlah kompleks. Dimana, kita mengekspresikan apa yang ingin kita sampaikan melalui gerakan tubuh. Maka dari itu, sebagai seorang komunikator untuk memahami komunikasi nonverbal, kita harus memahami seluk beluk sosial budayanya terlebih dahulu. Karena, komunikasi baru akan terjadi secara efektif jika kita mempunyai kesamaan makna dengan komunikan. Maksud disini, mengapa kita harus mengenal budayanya? Karena, setiap daerah memiliki budayanya sendiri-sendiri, misal di Arab tanda acungan JEMPOL adalah tanda berhenti, sedangankan di Indonesia tanda acungan jempol adalah mengatakan OKE.

Menurut Mark Knap (dalam Cangara, 2004:100), fungsi komunikasi nonverbal adalah :

  1. Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition).
  2. Menunjukan peraaan atau emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata (substitution).
  3. Menunjukan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity).
  4. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasa belum sempurna.

Dalam berbagai studi, komunikasi verbal dikelompokan dalam beberapa bentuk (Cangara, 2004:101):

A. Kinesics, yaitu komunikasi verbal yang ditunjukan dengan gerakan tubuh :

  1. Emblems, merupakan sebuah isyarat yang di buat oleh suatu budaya. Misalnya, V bagi orang amerika merupakan Victory atau kemenangan
  2. Illustrators, merupakan sebuah gerakan badan untuk mengilustrasikan sesuatu. Misalnya, Tinggi badannya seseorang, Gemuk langsingnya seseorang
  3. Affect Display, Merupakan isyarat yangbiasanya timbul karena pengaruh dari emosional seseorang. Misalnya wajah senang, wajah bete, wajah sedih. Raut Muka juga mengisyaratkan suatu pesan.
  4. Regulators, Suatu gerakantubuh yang biasanya terjadi di daerah kepala, misalnya mengangguk, menggelengkan kepala.
  5. Adaptory, suatu gerakan tubuh yang menunjukan kejengkelan pada sesuatu. Misal menggerutu, menarik napas dalam2, mengepalkan tinju.

B. Gerakan Mata (eye gaze)

Siapa bilang mata tak dapat berbicara? Justru terkadang matalah yang paling menunjukan ekspresi seseorang. Apakah dia sedang sebal, sedih, senang, terharu. Mata tak bisa bohong. Jika seseorang sedang suka pada pasangannya, maka tatapannya akan terasa berbeda.

C. Sentuhan (Touching)

Sentuhan menunjukkan banyak tentang sifat hubungan dan derajat persahabatan diantara dua orang. Setuhan adalagh sebuah pembawa pesan yang ampuh, seperti yang diketahui oleh para kekasih, teman, saudara, dan korban pelecehan dan kekerasan seksual. Sentuhan adalah sebuah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan. Ada tiga bentuk sentuhan badan :

  1. Kinesthetic, merupakan isyarat yang menunjukan kemesraan, atau keakraban.
  2. Sociofugal, merupakan isyarat yang menunjukan awal mula persahabatan.
  3. Thermal, merupakan isyarat awal menunjukan persahabatan, namun lebih intim, misalnya menepuk bahu, adu tinju, dll.

Beberapa terapi memerlukan juga komunikasi yang melalui sentuhan, misalnya pemeriksaan GCS, ginekologi, dll.

D. Paralanguage/para linguistic

Paralanguage merupakan suatu isyarat yang timbul karena adanya sebuah tekanan pada saat berbicara. sehingga pada saat si komunikator berbicara, sang komunikan sudah mengerti apa yang sebenarnya ingin dibicarakan. Contoh : ketika sang suami memanggil dengan mesra “sayaang..” maka sang istri sudah mengetahui bahwa suaminya memanggil dia.

Adalah bentuk-bentuk pesan lisan yang tidak terkandung di dalam kata-kata saja, misalnya irama, kecepatan, penekanan, intonasi, tinggi, dan nada suara. Bentuk-bentuk ini membantu dalam interpretasi pesan karena dengan memberkan petunjuk keadaan pikiran pengirim kepada penerima pesan. Aksen dan dialek dapat memperlihatkan kelas social dan asal tempat serta perbedaan-perbedaan lainya. Bentuk-bentuk ini terutama sangat penting dalam percakapan telepon karena dalam percakapan ini tidak ada tanda-tanda visual.

E. Diam

Diam juga merupakan bentuk komunikasi nonverbal. walaupun bentuk komunikasi ini merupakan bentuk yang sangat sulit untuk di terka karena bisa saja apa yang dipikirkan orang itu adalah negatif atau pun positif.

F. Postur Tubuh

Terkadang manusia mengartikan postur tubuh secara “branding”. Bentuk Postur tubuh seseorang dapat dilihat dari 3 bentuk :

  1. Ectomorphy, tingi kurus, dilambangkan orang yangemmpunyai sikap ambisius, pintar dan kritis
  2. Mesomorphy, bentuk tubuh yang tegap dan atletis melambangkan orang tersebut cerdas, bersahabat, dan aktif
  3. Endomorphy, bentuk tubuh pendek, bulat, dan gemuk, melambangkan pribadi yang humoris, santai, dan cerdik.

Cara tubuh ditopang memberi petunjuk umum tentang kepercayaan diri, perhatian, kebosanan, konfrontasi, dan reaksi-reaksi spesifik lainnya. Dalam budaya barat, normalnya orang berdiri berjauhan satu sama lain ketika mereka sedang berbicara untuk menunjukan keramahan yang sopan atau keadaan netral. Budaya lain memiliki kode perilaku yang berbeda dan ini kadang-kadang dapat menimbulkan ketidaksesuaian, yang menjurus ke salah –pengertian dan bahkan pelanggaran.

G. Warna

Warna memberikan arti pada objek. Misal warna merah tanda marah, putih suci.

H. Bunyi

Jika Paralanguage merupakan bentuk tekanan pada suara, sedangkan bunyi adalah tekanan pada suatu benda yangmemiliki arti. Misal, tepuk tangan tanda apresiasi, peluit parkir tanda berenti atau maju. dll.

I. Bau

Bau bisa melambangkan suatu pesan. Misalnya, wewangian kosmetik akan berbeda dengan wewangian makanan.

J. Gerakan tubuh.

Ketika berbicara terkadang orang mengerakan tangannya. Gerak tubuh yang lebih samar antara lain meluruskan jari-jaru untuk mengungkapkan kepercayaan diri, dan para pendengar menggunakan anggukan kepala untuk menunjukan perhatian. Menarik bahwa gerak tubuh dan bicara diatus oleh suatu area otak kecil yang sama dan berkembang saat yang sama di masa kanak-kanak

K. Ekspresi wajah.

Mungkin karena sangat bernilai dalam daya tahan hidup di masa bayi, variasi yang samar dari senyuman atau pandangan sudah kita kenali, terutama dari lokasi sekitar mata dan mulut. Apakah seseorang pendengar merasa senang, bingung, atau terganggu akan dapat dikendalikan dengan mengamati mata dan mulutnya.

L. Pandangan.

Berhubungan dengan ekspresi wajah, pandangan adalah hal yang paling penting dalam menilai tanda-tanda non-verbal. Pandangan terkoordinasi sangat erat dengan bicara; pembicara biasanya memandang pendengar sebelum ia memutuskan tata bahasa dan terutama sebelum berahkirnya suatu pembicaraan dan perkataan. Pembicara seringkali melihat ke kejauhan ketika mereka mulai bicara atau sedang berfikir tentang apa yang mereka katakan.

M. Jarak tubuh dan kedekatan

Orang membutuhkan ruang tertentu di sekeliling mereka agar mereka merasa nyaman dan kebutuhan ini berbeda-beda tergantung pada usia, jenis kelamin, dan budaya. Berada di ruangan yang penuh sesak pada umumnya menimbulkan perasaan kaku dan tidak nyaman, akan reda jika ruangan pribadi telah terpenuhi/didapat kembali. Jarak normal biasanya satu lengan, kecuali telah saling kenal. Begitu pula bisa diduga adanya ketengangan pada kedua pihak.

Isyarat-isyarat non verbal yang bersahabat

Kedekatan : lebih dekat, miring kedepan ketika duduk

Arah : lebih berhadapan lansung, tetapi pada beberapa situasi bisa berdampingan

Pandangan : lebih banyak memandang dan saling pandang

Ungkapan wajah : lebih banyak senyuman

Gerak tubuh : anggukan kepala, gerakan-gerakan yang bersemangat

Postur :membuka lengan ke arah satu sama lain dan bukan dilipat atau bertolak pingang

Sentuhan : lebih banyak bersentuhan dengan cara yang tepat

Nada suara : nada lebih tinggi namun lembut tidak keras, jelas terdengar, suara murni

Isi verbal : lebih banyak membuka diri


1.2. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi dimana disampaikan secara lisan atau tertulis yang menggunakan suatu bahasa. Bahasa didefinisikan sebagai seperangkat kata yang disusun secara terstruktur sehingga menjadi kalimat yang mempunyai arti. Komunikasi Verbal terbagi menjadi 2 Komunikasi lisan atau Oral Communication (berbicara dan mendengar), Komunikasi Tertulis atau Written Communication (menulis dan membaca).

ORAL COMMUNICATION :

a. Berbicara

Berbicara merupakan salah satu bentuk komunikasi verbal yang bersifat oral. Berbicara sangatlah fatal dilakukan jika kita tidak mempunyai bahan dan persiapan yang matang. Karena komunikasi bersifat irresversibel (tidak dapat diulang). Sehingga apa yang kita bicarakan haruslah benar-benar baik.

Keunggulan Berbicara :

  • Tidak merepotkan.
  • Waktu yang diperlukan lebih sedikit.
  • Tidak memerlukan bentuk komposisi yang baku.
  • Tidak perlu menulis, tidak perlu mengirimakn pesan tersebut kepada orang yang dituju (secara materil).
  • Langsung diterima komunikan.
  • Ditunjang mimik wajah dan gerak tubuh.
  • Feedback langsung dapat terlihat.

Kekurangan :

  • Karena bersifat spontan, maka kualitas komunikasi tergantung kepada kemampuan seseorang mengucapkannya. jadi, brsifat selintas bagi audiens.
  • Jika orang lain sedang berbicara dantidak diberi perhatian, maka poin penting akan hilang.
  • Audiens seringkali melihat orang berbicara dari penampilannya. Sehingga langsung men-judge seseorang by cover.

Meningkatkan Efektifitas Berbicara :

  • Pengucapan yang jelas
  • Bahasa yang lugas/dan mudah dimengerti
  • Kecepatan pengucapan yang wajar
  • Nada dan volume yang tepat
  • Suasana yang menunjang
  • Cara penyampaian yang tepat (sesuaikanlah audiens anda, seperti : ngomong dengan petani. Maka anda tidak akan memakai jas atau pakaian dugem, bersifatlah low profile, dan berusaha ber empati dengan petani tersebut).

Faktor yang mempengaruhi kelancaran berbcara (Wursanto dalam Haryani, 2001:237)

  • Pengetahuan, seseorang yang mempunyai pengetahuan dan wawasan luas biasanya tidak akan kehabisan kata-kata dalam berbicara. Maka dari itu, banyaklah baca, menonton TV, internet browsing di situs2 informatif, sehingga apa yang anda bicarakan pun akan mempunyai relevansi satu sama lain. Karena sesungguhnya komunikasi itu adalah ilmu yang sangat luas. Dimana segala sesuatu mempunyai unsur informasi, mulai dari fisika sampai ke budaya.
  • Intelegensia, Intelegensi sangat berpengaruh, dengan intelegnsi yang tinggi kita dapat dengan cepat menemukan relevansi antar satu fenomena dengan fenomena lainnya.
  • Kepribadian, Orang yang mempunyai pengetahuan luas dan intelegensi yang tinggi belum tentu bisa berbicara dengan baik jika ia mempunyai kepribadian yang pemalu dan menutup diri. Maka dari itu, sikap percara diri seseorang sangat penting untuk menambah kelancaran berbicara
  • Pengalaman, Pengalaman berbicara menyebabkan seseorang lebih lancar berbicara. Sampai terkadang, orang berbicara sudah mengalir dengan sendirinya seperti menyetir mobil. Lihat saja contoh pada ulama ulama yang suka berdakwah. Jika kalian perhatikan satu ulama, di 5 tempat berdakwah, apa yang mereka katakan terkadang sama. Bak air mengalir. atau pun dosen, merkea juga sudah berpengalaman, jadi untuk berbicara, sudah tinggal menyiapkan badan.
  • Biologis, hal iniberhubungan dengan kelengkapan ronggamuut. Misal, kelainan rahatm bibir, gigi, sehingga membuat seserorang menjadi kurang percaya diri, misal : menjadi gagap, atau pun perkataan yang keluar tidak jelas.

b. Menyimak (Listening)

Menyimak atau listinening, adalah kegiatan seseorang yang bersifat fisikal dimana seseorangmenerima, memperhatikan, serta memahamai suara (Barker dalam Haryani, 2001-242). Menyimak secara efektif merupakan kerja aktif dari pikiran kita. Sehingga dalam menyimak kita harus mempunyai konsentrasi yang penuh. Tidak hanya indra pendengaran saja yang bekerja, melainkan juga pikiran kita.

Proses Menyimak :

  • Mendengarkan (hearing), dimana seseorang menerima suara melalui indera pendengaran. seseorang perlu mendengar sebelum menyimak
  • Memperhatikan (attention), mengapa dalam menyimak kita perlu berkonsentrasi penuh. Karena untuk kita dapat menyimak secara efektif, begitu banyak noise disekeliling yang mengganggu. Misal kita sedang ada di kelas untuk memperhatikan dosen. Kadang tergangu dengan teman sebelah yang malah asik curhat atau smsan.
  • Memahami (understanding), kedua tahap diatas belum sampai kepada proses menyimak yang efektif, untuk dapat menyimak selain mendengar dan memberikan atensi, kita juga harus menyerap pesan yang tersalur dalam ruang tersebut.
  • Mengingat (Remembering), ketika kita sudah melewati proses memahami pesan, maka kita harus mengingat. sehingga informasi yang masuk dapat menjadi bagian dari retensi (memori jangka panjang)
  • Mengevaluasi (evaluating), dalam tahapan evaluasi, penerima pesan akan membedakan mana yang fakta atau opini. Dalam proses ini, listener akan mempunyai pertimbangan dan akan melakukan selektivitas tentang pesan yangharusnya masuk dan harus dibuang. Pesan akan dipilah dan tidak akan di serap semuanya. Ini tergantung kepada FOR dan FOE (Frame of Refernce and Field of Experience).
  • Menanggapi (Responding), dalam menanggapi pesan, maka akan terdapat suatu umpan balik ataupun feedback. Tapi dalam hal ini feedbacknya juga dapat bersifat verbal atau nonverbal. Misal, responder menanggapi pesan dengan diam, kita tidak tau apakah ia benar-benar mengerti atau justru tidak mengerti. atau pun ada responder yang sangat aktif dan kritis.

Hambatan Menyimak :

  1. Faktor lingkungan (noise) : Suara, Jarak
  2. Sumber Pesan, ini harus diperhatikan, karena dalam menyimak kita terkadang selektif melihat pembicara. Mungkin saja karena faktor pribadi, atau karena si sumbernya sendiri terlihat tidak kredibilitas dengan mengeluarkan banyak suara seperti “Eh.. Um..”
  3. Pesan : Pesan atau materi baru yang sukar akan membuat pendengar mengalami kesulitan. Misalnya, kita memberikan kursus bahasa jepang kepada ibu-ibu yang sudah tidak efektif lagi untuk belajar. Maka pesan pun akan sulit di tangkap
  4. Individu Penyimak : Kondisi Fisik, kebutuhan, kebiasaan, Tanggung jawab.

1.3. Membaca

Prinsip-prinsip membaca

  1. Speed (Kecepatan), kecepatan membaca sangatlah berpengaruh terhadap memori kita. Namun kecepatan membaca ini pula harus dibatasi. Ketika kita membaca sesuatu yang kira-kira memerlukan pemahaman tingkat tinggi, maka kita harus membaca secara teliti (bukan berarti lambat), namun jika kira-kira bacaan tersebut kurang relevan dengan kebutuhan, maka kita dapat membacanya selintas.
  2. Comprehension (Pemahaman), pemahaman terhadap apa yang kita baca, akan berpengaruh terhadap hasil dari apa yang kita baca. Maka dalam membentuk pemahaman secara efektif maka kita harus berkonsentrasi penuh pada suatu pesan.
  3. Efisiensi, Dalam membaca kita harus memikirkan faktor efisiensi. Membaca harus dengan efisien, sehingga dapat meng efektifkan apa yang harus di pahami dalam bacaan tersebut.
  4. Retensi (penyimpanan dalam ingatan tentang apa yang kita baca). Membaca dengan baik akan mempengaruhi retensi kita. Dalam otak kita sebenarnya terdapat pilar-pilar atau rak-rak ingatan. Dimana, kita harus dapat menyimpan dan memanage informasi dalam ingatan kita.

Empat Cara Membaca agar Efisien :

  1. Carefull Reading : bahan bacaan komplek, komperhensif, dan long term retention.
  2. Rapid Reading : Bahan bacaan sederhana, ringan, gambaran menyeluruh, retensi kurang
  3. Skimming : Tidak mengingat Detail, langsungke perspektif menyeluruh
  4. Scanning : Mencari data dan fakta tertentu.

Efisiensi :

  • Konsentrasi
  • Menggerakan Mata
  • Duduk dengan tenang
  • Jangan biarkan ada noise factor
  • Garis bawahi yang penting
  • Buat Ulasan
  • Mengontrol faktor Pribadi
  • Mengontrol faktor lingkugan

Cara membaca :

  1. Titian Jembatan (Buatlah sebuat Jembatan Ingatan seperti MEJIKUHIBINIU)
  2. Set priorities, buatlah apa yang kita baca menjadi prioritas kita
  3. Berpikir
  4. Mengulang-ulang

1.4. Menulis

Dalam Written Communication, Perhatikan :

  1. Alat tulis, kertas, dll
  2. Bentuk penulisan, warna dan huruf
  3. Bahasa dan gaya penulisan
  4. Percetakan yang memadai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar