Senin, 02 Mei 2011

PRINSIP - PRINSIP KOMUNIKASI

1. Komunikasi adalah proses simbolik

Lambang atau symbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambing meliputi kata – kata, perilaku dan objek yang maknanya disepakati bersama. Lambang mempunyai beberapa sifat:

- Lambang bersifat sembarang, manasuka atau sewenang – wenang.

Apa saja bisa dijadikan lambang, bergantung pada kesepakatan bersama.

- Lambang pada dasarnya tidak memiliki makna, kitalah yang member makna pada lambang

Makna sebenarnya ada dalam kepala kita, bukan terletak pada lambing itu sendiri. Kalaupun ada orang yang mengatakan bahwa kata – kata mempunyai makna yang ia maksudkan sebenarnya bahwa kata – kata itu mendorong orang untuk member makna (yang telah disetujui bersama) terhadap kata – kata itu. Persoalan akan timbul bila peserta komunikasi tidak memberi makna yang sama pada suatu kata.

- Lambang itu bervariasi

Lambang itu bervariasi dari satu budaya ke budaya lain, dari satu tempat ke tempat lain dan dari suatu konteks waktu ke konteks waktu lain. Begitu juaga makna yang diberikan kepada lambang tersebut.

2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi.

Komunikasi dapat terjadi bila seseorang member makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri.

3. Komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan.

Dimensi isi disandikan secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara non verbal. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi yaitu apa yang dikatakn. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan.

4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesenjangan

Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesenjangan, dari komunikasi yang tidak disengaja sama sekali (misalnya melamun) hingga komunikasi yang direncanakan dan disadari (pidato). Kesengajaan bukanlah syarat komunikasi. Meskupun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial ditafsirkan orang lain.

5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu

Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik ruang, waktu, social dan psikologis. Topic – topic yang lazim dibicarakan ditempat kerja ataupun tempat hiburan terasa kurang sopan bila dibicarakan ditempat ibadah. Telepon yang bordering ditengah malam biasanya dipersepsikan lain bila dibanding telepon yang berdering di siang hari. Konteks social, ketika berkomunikasi dengan orang yang kita musuhi kita akan merasa canggung. Konteks psikologis, misalnya seorang ibu berkeluh kesah tentang biaya belanja bila dalam kondisi suami dalam keadaan psikologis kuarang baik mungkin akan berdampak berbeda bila kondisi psikologis suami dalam keadaan baik.

6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi

Ketika orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh tata karma. Artinya orang – orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orag menerima pesan yang akan merespons. Sebagai contoh anda tidak dapat menyapa orang tua atau dosen anda dengan kata “kamu” atau “elu”, kecuali anda mau dicap sebagai orang kurang ajar.

7. Komunikasi bersifat sistemik.

System yang berperan dalam komunikasi adalah system internal dan eksternal. System internal adalah segala sistem nilai yang dibawa oleh individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi yang ia serap selama sosialisasi dengan lingkungannya. Lingkungan ekternal adalah segala sesuatu yang diluar diri individu termasuk isyarat fisik, cahaya, temperature ruang dll.

8. Semakin mirip latar belakang social budaya, semakin efektiflah komunikasi.

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya. Kesamaan dalam hal – hal tertentu misalnya agama, ras, bahasa, tingkat pendidikan atau tingkat ekonomi akan mendorong orang untuk saling tertarik pada kesamaan tersebut komunikasi mereka menjadi lebih efektif.

9. Komunikasi bersifat nonsekuensial.

Unsure – unsure proses komunikasi tidak selalu bersifat kaku. Pada dasarnya unsure – unsure tersebut tidak selalu berada dalam tatanan yang linier.

10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional.

Komunikasi tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, melainkan merupakan proses yang sinambung. Contoh; perhatikan seorang yang pidato, apakah komunikasi dimulai saat pembicara berdiri di belakang podium?ketika memasuki ruangan?atau ketika ia memulai pembicaraannya?dan kapan komunikasi tersebut berakhir?kecuali bila khalayak itu melupakan apa yang dibicarakan, khalayak boleh jadi terus menerus memberi makna terhadap pidato itu. Dapatkah kita mengatakan bahwa komunikasi berhenti pada saat pembicara juga berhenti berpidato?

11. Komunikasi bersifat irreversible

Suatu perilaku adalah suatu peristiwa. Oleh karena merupakan peristiwa maka prilaku tidak dapat diulang. Komunikasi juga merupakan suatu peristiwa, sehingga apa saja pesan yang sudah kita buat kita tidak dapat mengendalikan pesan itu, hal ini terasa bila pesan yang kita sampaikan itu menyinggung lawan bicara kita.

12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah.

Banyak persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh masalah komunikasi. Namun komunikasi bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik bila konflik itu berkaitan dengan masalah structural. Contoh kasus Aceh dan papua, bagaimanapun baiknya pemerintah berkomunikasi dengan orang aceh tidak mungkin masalah itu akan teratasi bila perlakuan tidak adil pada warga aceh dan papua masih tidak adil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar